Huawei Anggap Pemblokiran AS Merupakan Normal yang Baru
Huawei Pemblokiran AS – Huawei menyatakan bahwa perusahannya sudah sukses dan keluar dari krisis bahkan berbisnis kembali seperti biasanya, sesudah Huawei pernah diblokir oleh Amerika Serikat. Jadi, di tahun 2019, nama Huawei dimasukkan kedalam daftar hitam entity list pemerintah Amerika Serikat.
Jadi umumnya, daftar hitam entity list menjadikan Huawei dilarang dan tidak dapat menjual produk bahkan memperoleh komponen dari perusahaan di AS. Sanksi dari blacklist tersebut, smartphone Huawei tidak dapat menggunakan sistem operasi Android, tidak dilengkapi layanan Google (Google Mobile Service/GMS) seperti YouTube, Google Maps, Google Drive, bahkan tidak dapat menerapkan chipset 5G dari Qualcomm.
Keadaan tersebut bukan hanya menjadikan bisnis smartphone Huawei pernah menurun. Contohnya, Huawei akan tersingkir dari lima besar vendor handphone dunia dan berhenti memproduksi chipset Kirin yang selama ini ada dalam smartphone Huawei.
Huawei juga mau atau tidak harus menjalankan sistem operasinya “HarmonyOS” dan ekosistem Huawei Mobile Services (HMS) sebagai layanan pengganti dari Google, tapi akhir tahun 2022, CEO Huawei Eric Xu telah mengklaim bahwa perusahaannya telah berhasil survive yaitu bertahan dari pemblokiran AS.
Xu juga menyatakan bahwa Huawei berbisnis Kembali seperti semula. “Di tahun 2022, kami telah sukses keluar dari krisis. Batasan AS kini merupakan normal baru (new normal) kami, dan kami telah berbisnis Kembali seperti biasanya,” keterangan Xu pda sebuah surat menjelang Tahun Baru 2023.
Sumber penghasilan Huawei yang lain, selain menjual ponsel meskipun belum bisa memasuki kembali pada daftar 5 besar vendor global, Huawei dikatakan memberikan angka penjualan kuartal IV yang positif daripada tahun lalu, yaitu senilai 191 miliar yuan atau sekitar Rp 430,8 triliun. Angka tersebut menunjukan perkembangan sebesar 7,2 persen daripada angka penjualan kuartal IV-2021.
Menurut laporan dari Bloomberg, angka penjualan setahun Huawei diperkirakan sebesar 636,9 miliar yuan atau sekitar Rp 1.437 triliun, lebih meningkat daripada 2021 yang hanya 636,8 miliar yuan atau sekitar Rp 1.436 triliun.
Meskipun berkembang, penghasilan ditahun 2022 dikatakan masih jauh dibawah skor penghasilan Huawei di tahun 2019 yang sebesar 122 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.898,9 triliun. Ketika itu, Huawei ada dipuncaknya menjadi vendor smartphone Android yang paling atas secara global mengalahkan apple dan lain-lain.
Leave a Reply