Metaverse dan Masa Depan: Neal Stephenson
Neal Stephenson dan Masa Depan Metaverse – Dengan berkembangnya teknologi digital, hal ini menjadikan perubahan yang luar biasa untuk beberapa perusahaan teknologi.
Untuk sebagian besar orang, mungkin sudah mengetahui dunia digital virtual 3D atau teknologi augmented reality.
Melalui pengembangan metaverse yang digarap oleh CEO Facebook (Meta) yaitu Mark Zuckerberg.
Tapi, apakah Anda mengetahui istilah metaverse sudah dihadirkan sejak tahun 1992 lalu?
Jadi, istilah metaverse ini sudah diperkenalkan oleh penulis novel sains fiksi yaitu Neal Stephenson melalui bukunya yang berjudul Snow Crash.
Buku Milik Neal Stephenson Berjudul Snow Crash
Novel Snow Crash adalah sebuah buku fiksi ilmiah yang paling populer dan menceritakan dunia cyberpunk dimasa depan.
Tokoh utama dikenal sebagai Hiro yaitu seorang hacker yang bekerja untuk mafia.
Ia telah berhasil melakukan teleportasi dengan menggunakan dunia realitas virtual metaverse untuk menyelesaikan misinya.
Dalam novel Snow Crash, Neal Stephenson memperlihatkan metaverse sebagai bentuk dunia virtual.
Dimana dunia tersebut sama seperti dunia nyata, dengan manfaat canggih untuk penggunanya.
Penulis Neal Stephenson merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah metaverse.
Ia dikabarkan tengah mengerjakan perusahaan blockchain untuk metaverse ekonomi Lamina.
BACA JUGA : Potensi Metaverse Menjadi Masa Depan pada Ekonomi Digital
Neal Stephenson : Masa Depan Metaverse
Menariknya, penulis novel Snow Crash mempunyai pandangannya tersendiri tentang dunia virtual metaverse.
Neal Stephenson berasumsi bahwa, masa depan metaverse tidak membutuhkan kacamata atau yang lebih dikenal headset VR.
Asumsi itu disampaikan dalam sebuah podcast terbarunya bersama dengan gm Decrypt.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa, kebanyakan perusahaan berasumsi logis menghadirkan banyak kacamata VR, ketika metaverse diciptakan.
Tapi, bukan itu yang sebenarnya terjadi. Ia mengatakan bahwa masa depan metaverse lebih mengarah terhadap dunia virtual yang terbuka.
Dunia virtual metaverse terbuka artinya, pengguna bisa mengakses dunia virtual secara 3D.
Bisa melalui perangkat mobile maupun layar datar yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui hal tersebut, pengguna dapat lebih mudah mengakses dunia realitas virtual metaverse dan bekerja dengan baik, dari pada menggunakan headset VR.
Dari asumsinya, Stephenson tidak mengatakan bahwa dimasa depan tidak akan ada perusahaan yang akan menghadirkan perangkat VR.
Tapi, penggunaan metaverse lewat layar datar bisa berfungsi lebih efisien.
Hal ini disampaikan supaya produsen seperti Microsoft, Meta atau Apple tidak menghabiskan banyak biaya untuk menghadirkan perangkat yang tidak banyak digunakan.
Leave a Reply