Pemanfaatan Modeling 3D AR dalam Bisnis
Pemanfaatan Modeling 3D AR dalam Bisnis – Di beberapa tahun belakangan ini, kepopuleran berbelanja secara online memang semakin meningkat.
Bukan hanya kepopuleran platform belanja itu sendiri yang diminati konsumen, tapi juga minat mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas belanja.
Karena popularitasnya yang semakin meningkat, website social commerce juga telah meningkatkan teknologinya untuk mengimbangi permintaan pelanggan.
Hal tersebut mau tidak mau telah mendorong brand untuk memutar otak dalam membuat perencanaan strategi marketing yang baru.
Salah satunya yaitu pengembangan modeling 3D dengan menerapkan teknologi Augmented Reality. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan penjualan.
Meningkatkan Kegiatan Belanja melalui Augmented Reality dan Pencarian organik
Saat ini, Google sepertinya telah bersiap untuk mengubah strategi bisnis untuk brand yang belum memanfaatkan Augmented Reality.
Baik itu dalam kegiatan belanja online maupun peningkatan pengalaman pelanggan.
Baru-baru ini, perusahaan teknologi yang identik dengan sistem operasi Android tersebut mengumumkan bahwa mereka akan menghadirkan dukungan gambar yang kualitasnya lebih tinggi.
BACA JUGA : Manfaat Augmented Reality dalam Industri Ritel
Pemanfaatan Modeling 3D AR dalam Bisnis
Dari pengumuman tersebut, Google sudah memperjelas pendiriannya bahwa perusahaan pencipta OS Android tersebut lebih memilih untuk mengisi hasil pencarian mereka dengan gambar yang kualitasnya tinggi.
Pertanyaan juga muncul untuk pemilik brand, bagaimana mereka memasukkan perancangan teknologi Augmented Reality pada pengalaman belanja pelanggan?
Kemudian, ada pertanyaan lain. Bagaimana pemodelan 3D bisa mempengaruhi pencarian SEO?
Akankah hierarki dari hasil pencarian berdasarkan pada kualitas gambar atau konten yang bersifat 3D apakah akan dijadikan konten berbayar?
Kini, cara kerjanya yaitu, brand akan mempunyai kesempatan untuk memposting objek model 3D mereka langsung ke Google Mobile Conversion (GMC).
Hal tersebut dilakukan supaya bisa didistribusikan melalui search engine Google.
Namun, Google tidak akan melakukan hosting model 3D dalam server mereka. Brand harus memiliki platform sendiri atau berkolaborasi dengan pihak lain.
Selain itu, google menghadrikan sekumpulan mitra data pilihan yang bisa mengatasi hal tersebut dalam brand.
Pada dasarnya, perusahaan menanggapi peningkatan ketertarikan dalam hal social commerce, seperti yang telah dilakukan oleh Amazon.
Pencarian di masa depan diprediksi akan menitik beratkan pada marker visual.
Jadi, perusahaan seperti Google akan memanfaatkan lebih banyak pilihan dan tindakan untuk membantu pencarian pengguna ketika berbelanja.
Salah satunya untuk keyword transaksi komersial dan informasional.
Leave a Reply