Peran Perempuan dalam Industri Blockchain
Peran Perempuan dalam Industri Blockchain – Web 3.0 atau Web3 merupakan generasi ketiga dari perkembangan teknologi web.
Dimana teknologi tersebut berbasis blockchain dan mempunyai sistem yang terdesentralisasi.
Ekosistem blockchain dan kripto telah mempunyai produk yang berguna untuk Web3.
Blockchain merupakan sebuah database terdistribusi yang telah dibagikan antara node jaringan komputer.
Sebagai database, teknologi blockchain menyimpan berbagai informasi secara elektronik yang berbentuk digital.
Teknologi blockchain ini diketahui karena memiliki peran penting dalam Asri mata uang digital seperti bitcoin.
Teknologi ini bisa menjaga penyimpanan data seperti catatan transaksi yang terdesentralisasi dan aman.
Kelebihan dari teknologi ini yaitu menjamin keakuratan, keamanan penyimpanan data, dan membangun kepercayaan tanpa memerlukan pihak ketiga.
Perempuan di Era Web3
Mutia Rachmi, pendiri dan CEO Back2our sekaligus pelaku bisnis teknologi blockchain di Indonesia.
Ia mengatakan perempuan membutuhkan pola pikir yang berkembang supaya bisa berkarir dalam dunia Web3.
Ia Mutia mengatakan bahwa perempuan harus merubah stigma yang tidak sesuai dalam industri teknologi blockchain supaya bisa menjadi bagian dari Web3.
“Jika kita bisa merubah barrier, mungkin akan mudah menjadi bagian dari industri ini”, ujar Mutia.
Teknologi blockchain meliputi aset kripto NFT, metaverse dan DeFi sudah membangun peluang kerja dan media lain.
Bahkan dengan latar belakang yang berbeda, salah satunya perempuan.
Mutia Rachmi juga yakin bahwa berkembangnya industri blockchain akan semakin berkembang, apabila didukung pemerintah.
“Perempuan telah berkontribusi dalam blockchain, terutama kripto.
Masyarakat yang awan dan paham mengenai kripto dan blokchain juga yakin tren menjadi positif”, kata Mutia Rachmi.
BACA JUGA : Metaverse Taco Bell, Pernikahan Secara Virtual
Ketahui Peran Perempuan dalam Industri Blockchain
Manajer Proyek TI Tokocripto Juliana Soetjahja, menambah dunia kerja yang baik merupakan salah satu alasan perempuan dapat terjun dan beradaptasi dalam dunia Web3.
Menurut Juliana, meski telah berpartisipasi didalam dunia Web3.
Terkadang perempuan tetap mengalami tantangan seperti kurangnya keragaman pada industri sampai bias gender.
Boston Consulting Group (BCG) dan People of Crypto Lab juga meriset tentang keberagaman gender pendiri dan investor Web3.
Selain itu, perusahaan yang mempunyai lebih dari 100 juta dolar AS, mungkin tidak memiliki tim pendiri yang seluruhnya perempuan.
Sementara sekitar 27% perempuan dalam perusahaan Web3, rata-rata hanya meliputi peran nonteknis, seperti sumber daya manusia dan juga pemasaran.
Leave a Reply