Categories: Teknologi

Revitalisasi Museum Keprajuritan Indonesia

Revitalisasi Museum Keprajuritan Indonesia  – Museum Nasional Jakarta pada akhir Maret tahun lalu resmi membuka atraksi baru bernama ruang ImersifA.

Ruang ImersifA adalah sebuah ruang digital yang menghadirkan instalasi video mapping dengan menggunakan teknologi imersif.

Teknologi imersif merupakan teknologi yang menghapus batas dunia nyata dengan dunia digital.

Dengan demikian, penggunanya dapat merasakan suasana yang hampir sama dengan dunia nyata.

Revitalisasi Museum Keprajuritan Indonesia

Ruang ImersifA dalam Gedung A Museum Nasional ditampilkan dalam sebuah ruangan seluas 12×21 meter persegi.

Dalam ruangan tersebut pengunjung bisa melihat seni audio visual dengan sudut 360 derajat yang memungkinkan mereka seperti berada dalam video tersebut.

Satu sesi tayangan akan menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Kini, setiap sesi bisa diikuti oleh maksimal 30 orang secara bersamaan dalam sebuah ruangan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Museum Nasional, Sri Hartini, mengatakan bahwa ruang ImersifA dihadirkan untuk memberikan pengalaman baru.

Pengalaman yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Ruang tersebut juga diharapkan bisa memberikan pengalaman interaktif untuk pengunjung.

BACA JUGA : Penerapan Teknologi Canggih dalam Museum Digital di Indonesia

Ruang ImersifA

Sekitar 30 menit sesi tayangan dalam ruang ImersifA, pengunjung akan melihat video tentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Dimulai dari zaman prasejarah hingga kemerdekaan.

Selain itu, ada juga informasi tentang sejarah Museum Nasional dan informasi koleksinya.

Bahkan, ada juga tayangan mengenai suku-suku, kondisi alam, alat musik tradisional, hingga alat transportasi tradisional di Indonesia.

Semuanya ditampilkan berbentuk animasi 3 dimensi yang terlihat hidup dan nyata.

Untuk menambahkan pengalaman teknologi imersif secara maksimal, bahkan ditampilkan animasi pada lantai ruangan.

Pengunjung bisa dengan bebas mengabadikan aktivitasnya dalam ruang ImersifA melalui kamera.

Sri Hartini mengatakan bahwa ruang ini dibuat dengan menggunakan kurang lebih 20 buah proyektor.

Layar proyektor tersebut dipasang mengelilingi semua bagian ruangan kecuali langit-langit ruangan.

Biaya yang dikeluarkan saat ini hanya dengan membeli tiket masuk ke Museum Nasional seperti biasanya, Rp5.000 untuk anak dan Rp10.000 untuk dewasa.

Ia juga mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir kehabisan waktu maupun tidak kebagian berkunjung ke ruang IamersifA.

Hal ini karena ruang tersebut akan terus ada sebagai atraksi permanen di Museum.

“Nantinya tayangannya akan terus menerus kami ubah dan kami perbarui.

Sehingga masyarakat juga bisa terus melihat, belajar, serta mendapat informasi baru saat mengunjungi ruang ImersifA meskipun bukan yang pertama kali,” tutup Sri.

iptek

Recent Posts

Teknologi Canggih di GIK UGM

Teknologi Canggih di GIK UGM - Inovasi teknologi kini hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui…

9 hours ago

Digital Fatigue: Dampak Penggunaan Teknologi

Digital Fatigue: Dampak Penggunaan Teknologi - Di era digital yang serba cepat ini, teknologi telah…

2 days ago

Metaverse VR Karya Mahasiswa UMM

Metaverse VR Karya Mahasiswa UMM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menghadirkan inovasi teknologi…

6 days ago

VR Stanford Kurangi Ketakutan Anak

VR Stanford Kurangi Ketakutan Anak Disuntik Saat Imunisasi - Bagi banyak anak, momen disuntik bisa…

1 week ago

Virtual Reality Dikembangkan Pupuk Kaltim

Virtual Reality Dikembangkan oleh Pupuk Kaltim untuk Tingkatkan Kompetensi Operator - PT Pupuk Kalimantan Timur…

2 weeks ago

Samsung Siapkan Mixed Reality

Samsung Siapkan Mixed-Reality di 2025 - Perusahaan Korea Samsung akan kembali memasuki dunia mixed reality…

2 weeks ago