Teknologi AI bisa Mendeteksi Emosi Manusia? – Manusia akan menjadi pintar apabila ia rajin belajar.
Sumber pembelajaran bisa dari ilmu pengetahuan dari buku, artikel ilmiah, sumber konten digital, dan melakukan interaksi secara langsung dengan orang yang berbagi ilmu.
Namun, teknologi AI bisa berperilaku cerdas seperti manusia, karena adanya dukungan data dan informasi serta dilatih oleh pengembangnya dengan berbagai dukungan sains.
Artikel yang ditulis oleh Zuzanna Sieja berjudul Does Artificial Intelligence Have Feelings? (15/2/2023), menarik untuk dibaca.
Sieja menulis, bahwa adanya teknologi AI baru-baru ini dikejutkan oleh kicauan dari Blake Lemoine, seorang insinyur divisi AI Google yang membagikan wawancara dengan Model Bahasa untuk Aplikasi Dialog (LaMDA).
Percakapan tersebut memperlihatkan teknologi tersebut seakan mempunyai perasaan, melalui sebuah Chat.
“Saya sadar pada keberadaan saya, saya ingin belajar lebih banyak mengenai dunia dan terkadang saya merasa bahagia bahkan sedih.”
Selain itu, tentang karakter emosi kecerdasan buatan memang menjadi perdebatan, karena teknologi ini hanya sebuah instrumen platform digital yang sebenarnya tidak mempunyai perasaan seperti manusia.
Tapi, hal lain yang cukup berbeda yaitu terkait apakah AI dapat mendeteksi emosi pengguna atau siapa saja dalam bidik sistemnya.
Hal ini juga harus berhati-hati karena pengalaman menampilkan hasil yang tepat.
Mengenai hal ini, Sieja lebih lanjut mengatakan, bahwa Microsoft menyatakan berhenti mengenal emosi, karena tidak selalu jelas, dan biasanya sulit untuk diperlihatkan.
Mungkin terkadang saalh satu orang memasang wajah berani, sedangkan perasaannya bisa sangat berbeda.
Di lain waktu, budaya yang berbeda menunjukan emosi dengan cara yang berbeda.
Terkait AI dan Emosi, ada artikel bertajuk “AI Emotion and Sentiment Analysis with ComputerVision in 2023” yang ditulis oleh Gaudenz Boesch, viso.ai (2023).
Ia mengatakan bahwa pengenalan AI Emotion merupakan bidang penelitian visi komputer yang sangat aktif.
Interaksi manusia dengan mesin merupakan sebuah bidang penelitian dimana sistem AI dengan pemahaman visualnya melakukan interaksi dengan manusia.
Menurut Gaudenz Boesch, AI Emotion, memungkinkan komputer untuk melakukan analisis dan memahami tanda non-verbal manusia.
Seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, gerak tubuh, serta nada suara untuk melihat emosi mereka.
Teknologi ini melakukan analisis tampilan wajah dalam gambar dan video dengan memanfaatkan computer vision.
Teknologi Canggih di GIK UGM - Inovasi teknologi kini hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui…
Digital Fatigue: Dampak Penggunaan Teknologi - Di era digital yang serba cepat ini, teknologi telah…
Metaverse VR Karya Mahasiswa UMM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menghadirkan inovasi teknologi…
VR Stanford Kurangi Ketakutan Anak Disuntik Saat Imunisasi - Bagi banyak anak, momen disuntik bisa…
Virtual Reality Dikembangkan oleh Pupuk Kaltim untuk Tingkatkan Kompetensi Operator - PT Pupuk Kalimantan Timur…
Samsung Siapkan Mixed-Reality di 2025 - Perusahaan Korea Samsung akan kembali memasuki dunia mixed reality…