Teknologi Baru untuk Hadapi Sampah Pakaian – Industri fashion, yang selalu dinamis dan berubah seiring waktu, saat ini tengah bertransformasi untuk menghadapi salah satu tantangan terbesarnya: sampah pakaian.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran lingkungan, perusahaan-perusahaan fashion kini berinvestasi dalam teknologi baru untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Artikel ini akan mengulas bagaimana teknologi baru menjadi kekuatan utama dalam menghadapi masalah sampah pakaian.
Berikut beberapa fakta dan angka terkait limbah mode cepat dari Earth.Org:
Apabila tidak ada perubahan dalam metode produksi pakaian, emisi global yang dihasilkan oleh sektor fashion ini diperkirakan akan meningkat sebesar 50% pada tahun 2030.
Pakaian rata-rata hanya dimanfaatkan sekitar 7-10 kali sebelum akhirnya dibuang.
Diperlukan sekitar 20.000 liter air untuk memproses 1 kilogram katun, sehingga industri ini berkontribusi sekitar 20% terhadap penggunaan air global.
Pada tahun 2020, sekitar 2,6 juta ton pakaian berakhir di tempat pembuangan sampah umum di Amerika Serikat, dan tidak dapat diuraikan secara organik.
Industri fashion telah mulai mengadopsi desain berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi baru.
Penggunaan bahan daur ulang dan inovasi desain telah menjadi fokus utama. Teknologi pemindaian dan pemodelan 3D membantu desainer untuk menciptakan produk dengan meminimalkan limbah dan meningkatkan efisiensi produksi.
Perkembangan dalam teknologi material memberikan dorongan besar untuk mengatasi masalah sampah pakaian.
Bahan ramah lingkungan, seperti tekstil terbuat dari serat daur ulang dan serat organik, menjadi solusi terkini.
Teknologi pemrosesan yang canggih memungkinkan produksi bahan-bahan ini dengan jejak karbon yang lebih rendah, membantu industri fashion untuk bergerak menuju keberlanjutan.
Limbah pakaian yang tidak dapat di daur ulang telah memotivasi banyak organisasi lingkungan untuk turun tangan dan melaksanakan tindakan nyata.
Berbagai entitas, mulai dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) hingga pelaku bisnis seperti H&M dan Adidas, telah berupaya mengambil langkah konkret untuk menjamin keberlanjutan industri ini.
Penggunaan teknologi yang telah diterapkan dalam mengatasi masalah sampah pakaian mencakup RFID (Radio Frequency Identification).
Dengan menerapkan RFID, pabrik pembuat pakaian dan gudang penyimpanannya dapat memantau jumlah dan stok yang tepat dari setiap produk yang dihasilkan.
Informasi ini kemudian diolah untuk menghindari produksi berlebihan, memastikan bahwa pakaian yang sudah ada terjual sebelum melanjutkan produksi.
RFID dapat dikombinasikan dengan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan analisis tentang pakaian yang sesuai dengan preferensi calon pelanggan.
Melalui aplikasi atau program khusus di toko, pengunjung dapat melihat stok pakaian melalui RFID dan menerima rekomendasi yang cocok berkat analisis dari AI.
Dengan pendekatan ini, pengunjung dapat membeli pakaian yang sesuai dan dapat digunakan berulang kali.
Proses daur ulang dengan memanfaatkan teknologi terkini juga telah diperkenalkan melalui proyek New Cotton yang digagas oleh European Commission.
Proyek ini dapat diikuti oleh produsen pakaian untuk menciptakan blueprint pelanggan, dengan tujuan mengurangi limbah plastik dan pakaian.
Blueprint pelanggan ini mencakup seluruh alur, mulai dari produksi pakaian, pembelian, pemakaian, hingga pengembalian pakaian untuk didaur ulang.
Dalam proses daur ulangnya, proyek New Cotton menggunakan bahan kimia dan melakukan sortir untuk mengubah bahan tersebut menjadi Infinna™, sebuah material dasar serat baru.
Infinna™ dapat digunakan kembali sebagai bahan dasar pakaian, mengurangi limbah plastik dan pakaian.
Meskipun Infinna™ dibuat dari limbah dan fashion waste, memiliki karakteristik lembut, nyaman digunakan, kekuatan yang setara dengan katun, dan bersifat biodegradable tanpa mengandung mikroplastik, sehingga dapat terurai secara organik.
Inovasi dalam rantai pasok menjadi kunci untuk menciptakan sistem produksi fashion yang berkelanjutan.
Teknologi blockchain memberikan transparansi yang diperlukan untuk melacak perjalanan sebuah produk dari bahan baku hingga konsumen akhir.
Ini membantu mengidentifikasi dan mengurangi limbah dalam setiap tahap produksi.
Teknologi Augmented Reality (AR) tidak hanya mengubah cara produk diproduksi, tetapi juga mengubah cara konsumen berinteraksi dengan produk fashion.
Fitur AR pada aplikasi belanja memungkinkan pengguna untuk mencoba pakaian secara virtual sebelum membeli, mengurangi risiko pembelian impulsif dan retur barang.
Teknologi juga menjadi alat utama dalam meningkatkan kesadaran konsumen tentang dampak lingkungan dari keputusan pembelian mereka.
Melalui platform edukasi digital, konsumen dapat memahami lebih dalam tentang bahan-bahan ramah lingkungan dan praktik produksi yang berkelanjutan.
Teknologi ini membentuk masyarakat yang lebih sadar lingkungan.
Industri fashion telah menempuh perjalanan signifikan dalam menghadapi tantangan sampah pakaian dengan mengadopsi teknologi baru.
Desain berkelanjutan, inovasi material, rantai pasok transparan, dan pengalaman belanja augmented reality semuanya berperan penting dalam menciptakan perubahan positif.
Dengan terus menerapkan teknologi ini, industri fashion memiliki potensi untuk menjadi kekuatan pendorong dalam perubahan menuju keberlanjutan.
Untuk pengalaman belanja fashion yang tidak hanya modis tetapi juga berkelanjutan, kunjungi website kami di IPTEK Digital Nusantara.
IPTEK Digital Nusantara siap memimpin Anda ke era baru teknologi yang ramah lingkungan melalui solusi Teknologi Augmented Reality kami.
Dukung perubahan positif dalam industri ini dan hubungi kami sekarang di informasi yang tertera di website kami. Bersama-sama, mari bentuk masa depan yang lebih hijau!
Teknologi Canggih di GIK UGM - Inovasi teknologi kini hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui…
Digital Fatigue: Dampak Penggunaan Teknologi - Di era digital yang serba cepat ini, teknologi telah…
Metaverse VR Karya Mahasiswa UMM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menghadirkan inovasi teknologi…
VR Stanford Kurangi Ketakutan Anak Disuntik Saat Imunisasi - Bagi banyak anak, momen disuntik bisa…
Virtual Reality Dikembangkan oleh Pupuk Kaltim untuk Tingkatkan Kompetensi Operator - PT Pupuk Kalimantan Timur…
Samsung Siapkan Mixed-Reality di 2025 - Perusahaan Korea Samsung akan kembali memasuki dunia mixed reality…