VR dan AR pada Bisnis E-Commerce – Kini, kebiasaan belanja masyarakat semakin mengarah pada belanja online.
Menurut survei Bank Indonesia, total nilai transaksi E-Commerce pada semester satu 2022 mencapai Rp 227,8 triliun, atau naik 22,1%.
Supaya tidak kehilangan peluang untuk meningkatkan revenue setiap tahunnya.
E-Commerce harus meningkatkan customer experience melalui berbagai inovasi. Caranya dengan menggunakan teknologi ini.
Teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality dalam bisnis bisa memaksimalkan customer experience.
Menurut Google Survey, 66% konsumen merasa dimudahkan dengan adanya teknologi Augmented Reality dalam website toko online.
Artinya, kedua teknologi tersebut akan memudahkan perilaku belanja masyarakat Indonesia di masa depan.
Jadi, jangan sampai bisnis Anda ketinggalan untuk menerapkan kedua teknologi tersebut.
Apa saja Augmented Reality dan Virtual Reality yang bisa Anda coba? Simak dalam artikel ini.
Teknologi AR seperti preview produk bisa meningkatkan kepuasan konsumen.
Karena dengan menggunakan teknologi, hal ini bisa mengetahui detil material, ukuran serta bahan sebuah produk.
Selain itu, cara menggunakannya juga cukup mudah. Konsumen cukup mengarahkan scan kamera ke arah produk.
Kemudian, mereka dapat melihat informasi material dan ukuran produk di smartphone mereka.
Contoh: IKEA mengguanakn teknologi AR placement produk furnitur.
Dengan teknologi tersebut, konsumen IKEA bisa melihat rincian ukuran furnitur untuk melakukan replacement produk dalam sebuah ruangan.
Tujuannya yaitu untuk mengukur apakah furnitur tersebut sesuai atau tidak untuk ruangan mereka.
Virtual showroom memungkinkan konsumen untuk melihat berbagai jenis produk dan mencoba berbagai fitur dalam satu waktu.
Konsumen cukup menggunakan kacamata VR yang terhubung dengan apps E-Commerce.
Setelah itu mereka bisa melihat tampilan, fitur, karakteristik dan harga produk di rumah masing-masing secara 3D.
Contoh: perusahaan mobil KIA menggunakan teknologi VR.
Menggunakan kacamata VR dan apps E-Commerce KIA, konsumen dapat melihat semua jenis mobil dan fiturnya.
Bahkan, mereka bisa mencobanya secara virtual di rumah masing-masing.
Teknologi VR di E-Commerce selanjutnya yaitu virtual tour di offline store.
Teknologi ini berguna untuk menjual produk mewah yang dijual secara online.
Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kepercayaan konsumen pada wujud dan kualitas produk tersebut meski mereka membelinya secara online.
Dengan kacamata VR, konsumen akan dipandu oleh avatar penjaga toko offline untuk dikelilingi.
Mereka bisa memilah produk secara 3D. Dengan demikian, mereka bisa melihat material produk dan menilai kualitas produk.
Contoh: brand fashion Gucci mempunyai katalog virtual interaktif. Di mana konsumen bisa melihat informasi produk dalam katalog 3D.
Mereka juga dapat menggeser gambar produk 3D ke kaki mereka untuk melihat apakah ukuran dan warna sepatunya pas di kaki mereka atau tidak.
Saat ini filter banyak digunakan untuk menjual produk kecantikan dan aksesoris wajah secara online.
Contohnya seperti eyeshadow, lipstik, dan kacamata.
Dengan teknologi AR, konsumen bisa memvisualisasikan produk melalui scan wajah dan filter kamera.
Dengan begitu, mereka bisa lebih percaya untuk membeli produk yang dikenakan di wajah.
Contoh: brand makeup Chanel menggunakan teknologi ini bernama Chanel’s Lip Scanner.
Konsumen bisa melakukan scan wajah di kamera mereka. Setelah itu, mereka akan mendapat rekomendasi shade lipstik yang sesuai untuk wajah mereka.
Manual book yang interaktif diperkirakan akan menjadi tren AR dalam E-Commerce untuk tahun berikutnya.
Tepatnya untuk bisnis yang menjual produk dengan cara penggunaan yang rumit. Misalnya alat penyeduh kopi.
Contoh: konsumen yang membeli alat penyeduh kopi bisa melakukan scan produk dalam katalog virtual atau produk asli.
Setelah itu, mereka akan mendapatkan akses ke ruang virtual untuk mempraktekkan cara menggunakan produk.
BACA JUGA : VR dan AR, Ini Perbedaannya
Teknologi ini bisa mengurangi jumlah retur barang setelah pembelian.
Selain itu, teknologi ini juga bisa meningkatkan customer experience yang berujung terhadap peningkatan revenue.
Alasannya yaitu preview produk bisa mengurangi ketidaksesuaian produk dengan tampilan dalam E-Commerce.
Beberapa bisnis telah membuktikan manfaat dari teknologi ini untuk mengurangi tingkat retur barang. Contohnya:
Retur produk Shopify mengalami pengurangan retur sekitar 40% sejak menggunakan Augmented Reality dan Virtual Reality untuk preview produk.
Gunner Kennels mengalami penurunan retur sebanyak 5% dan peningkatan revenue sebesar 3% karena teknologi ini.
Build.com melaporkan bahwa konsumen yang menggunakan fitur AR melakukan retur produk 22% lebih rendah daripada pelanggan yang tidak menggunakan AR.
Tentu Anda sudah menyadari manfaat AR dan VR untuk E-Commerce, bukan?
Manfaat tersebut juga telah dibuktikan oleh berbagai toko online besar di dunia.
Kedua teknologi ini bukan hanya bisa diterapkan dalam bisnis besar level dunia.
Anda juga dapat menggunakannya untuk meningkatkan penjualan produk toko online Anda.
Untuk meningkatkan penjualan, Anda bisa menggunakan jasa VR dan AR Jakarta untuk membantu mengembangkan bisnis online Anda.
Teknologi Canggih di GIK UGM - Inovasi teknologi kini hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui…
Digital Fatigue: Dampak Penggunaan Teknologi - Di era digital yang serba cepat ini, teknologi telah…
Metaverse VR Karya Mahasiswa UMM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menghadirkan inovasi teknologi…
VR Stanford Kurangi Ketakutan Anak Disuntik Saat Imunisasi - Bagi banyak anak, momen disuntik bisa…
Virtual Reality Dikembangkan oleh Pupuk Kaltim untuk Tingkatkan Kompetensi Operator - PT Pupuk Kalimantan Timur…
Samsung Siapkan Mixed-Reality di 2025 - Perusahaan Korea Samsung akan kembali memasuki dunia mixed reality…