VR Game: Inovasi untuk Anak Tunarungu – Para ilmuwan telah merekrut mitra yang berbeda dalam upaya mereka untuk membantu anak-anak mengatasi masalah tuna rungu.
Mereka menggunakan VR Game untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dalam mengidentifikasi suara dan memahami percakapan.
Proyek ini dikenal dengan nama Bears – for Both Ears – dan ditujukan untuk anak-anak yang telah diberi implan koklea kembar karena terlahir dengan keterbatasan pendengaran atau tidak memiliki pendengaran sama sekali.
“Mereka adalah anak-anak yang merupakan tuna rungu,” ujar Lorenzo Picinali, seorang ahli teknik audio dari Imperial College London yang terlibat dalam proyek ini.
Beliau menyatakan bahwa anak-anak yang merupakan tuna rungu membutuhkan penanganan khusus untuk memulihkan pendengaran.
Selain itu juga untuk menemukan bahwa VR Game dapat membuat proses ini lebih efektif.
Dalam salah satu permainan, seorang pemain – yang mengenakan headset VR Game – mengoperasikan sebuah kedai makanan dan memenangkan poin untuk setiap pesanan yang diselesaikan.
Tempo permainan semakin meningkat dan pemain menerima permintaan yang semakin rumit dari berbagai tokoh kartun.
Pesanan-pesanan tersebut diarahkan kepada mereka semakin cepat dari berbagai arah, sementara suara latar belakang menjadi lebih keras dan membingungkan.
“Ini sangat menantang, tetapi VR Game meningkatkan kemampuan anak untuk melokalisasi suara dan pada akhirnya, membantu mereka memahami ucapan,” tambah Picinali.
Picinali menyatakan juga penelitian menunjukkan bahwa semakin baik mengenali suara dalam menentukan lokasi bunyi, maka dapat memahami perkataan orang lebih baik.
Ucapan mereka menjadi lebih jelas dalam situasi yang bising. Dengan menggunakan VR Game komputer, dapat membantu orang tersebut.
Membantu meningkatkan kemampuannya dalam mengidentifikasi suara dan dalam proses memahami pembicaraan.
Semua jenis faktor mempengaruhi bagaimana seseorang menangkap suara, tambah Picinali, termasuk ukuran kepala atau bentuk telinga mereka.
Inovasi lain yang dikembangkan di Imperial termasuk VR Game di mana anak-anak membidik target.
Target tersebut semakin lama semakin samar hingga hanya bisa ditentukan dengan isyarat akustik.
VR Game lainnya mengharuskan pemain menggunakan variasi nada untuk membidik target yang mengeluarkan suara.
BACA JUGA : VR Dikembangkan Sigma Defense Systems
Hal yang terpenting menurut Picinali yaitu anak – anak tuna rungu dilibatkan dalam mendesain VR Game.
“Mereka telah memainkan peran kunci dalam pengembangan proyek ini sejak awal.”
Tidak seperti alat bantu dengar, yang hanya memperkuat suara, karena itu tidak banyak bermanfaat bagi anak-anak yang merupakan tuna rungu.
Implan koklea – yang dipasang pada bagian tengkorak di belakang telinga – mengubah getaran di udara menjadi sinyal elektrik yang bisa ditransmisikan ke otak dan dirasakan sebagai suara.
Sinyal-sinyal ini sering kali membingungkan dan mengganggu, dan dapat mengakibatkan pengguna menerima suara yang sangat terdistorsi.
Mengidentifikasi suara dan mendengarkan percakapan di tempat yang bising masih sangat sulit untuk dipahami dengan menggunakan implan koklea.
Beberapa pengguna merasa bahwa mereka tidak dapat beradaptasi dengan suara yang dihasilkannya.
Picinali berkata bahwa Implan adalah penyelamat bagi anak-anak yang menyandang tuna rungu, namun tidak mudah untuk membiasakan diri.
“Kami perlu menemukan cara untuk membuat mereka lebih mudah memahami sinyal yang dikirim ke otak mereka – dan pelatihan dengan VR Game akan membuat perbedaan besar.
Apa yang kami lakukan adalah membantu mereka memetakan ulang sistem pendengaran mereka.”
Ada sekitar 6.500 anak di Inggris adalah tuna rungu, dan bagi mereka, implan koklea adalah satu-satunya harapan untuk memulihkan pendengaran mereka.
Dengan bantuan unit uji klinis yang komprehensif di University College London, proyek ini akan merekrut lebih dari 300 anak yang mengalami gangguan pendengaran, dan akan selesai dalam waktu sekitar 18 bulan.
Dipimpin oleh Debi Vickers dari Universitas Cambridge dan Dan Jiang dari rumah sakit Guy’s and St Thomas di London,.
Harapannya, hasil akhir dari penelitian ini tidak hanya membantu anak-anak dengan implan koklea, tetapi juga dapat memberikan kemajuan pesat.
Kemajuan pada pendengaran semua anak tunarungu, yang jumlahnya mencapai 50.000 anak di Inggris.
Katarina Poole, anggota dari Imperial menambahkan bahwa berbagai macam penyebab anak tuna rungu, mulai dari genetika kecelakaan, hingga infeksi.
Dengan teknologi VR Game, diharapkan dapat memberikan perubahan besar bagi kehidupan ribuan anak.
Bergabunglah dengan kami di IPTEC Digital Solution dan menjadi bagian dari revolusi teknologi Virtual Reality yang inovatif!
Kami berkomitmen untuk menciptakan solusi yang mengubah hidup, seperti Virtual Reality.
Bersama-sama, kita dapat mengembangkan aplikasi VR yang lebih canggih dan meningkatkan kualitas hidup jutaan orang.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi pionir dalam teknologi yang memadukan kreativitas dan kemajuan ilmiah.
Hubungi kami hari ini dan mari wujudkan masa depan yang lebih baik dengan teknologi Virtual Reality!
Teknologi Canggih di GIK UGM - Inovasi teknologi kini hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui…
Digital Fatigue: Dampak Penggunaan Teknologi - Di era digital yang serba cepat ini, teknologi telah…
Metaverse VR Karya Mahasiswa UMM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menghadirkan inovasi teknologi…
VR Stanford Kurangi Ketakutan Anak Disuntik Saat Imunisasi - Bagi banyak anak, momen disuntik bisa…
Virtual Reality Dikembangkan oleh Pupuk Kaltim untuk Tingkatkan Kompetensi Operator - PT Pupuk Kalimantan Timur…
Samsung Siapkan Mixed-Reality di 2025 - Perusahaan Korea Samsung akan kembali memasuki dunia mixed reality…