Temukan Bug Google, Siswa SMK Semarang Dapat Hadiah 76 Juta
Temukan Bug Google, Siswa SMK Semarang Dapat Hadiah Rp 76 Juta – Seorang siswa SMK di semarang berhasil menemukan bug di Google dan mendapatkan hadiah USD 5.000.
Siswa tersebut adalah Abdullah Mudzakir, yaitu siswa dari SMKN 8 Kota Semarang, kelas XII jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Mudzakir mengatakan, penemuan bug dalam sistem keamanan Google bukan hal yang mudah.
Ia juga mengatakan bahwa, bukan kali ini saja ia menemukan bug disistem Google.
Temukan Bug di Google, Siswa SMK Semarang Dapat Hadiah Rp 76 Juta
Mudzakir mengatakan sebelumnya ia sudah empat kali menemukan bug dan melaporkannya ke Google, tapi ditolak.
“Sebenarnya saya lapor ke Google itu sudah lima kali, tapi empat laporan itu ditolak, karena laporan saya tidak valid.
Kemudian mencoba mencari lagi yang kelima dengan bantuan teman juga, akhirnya nemu deh,” kata Mudzakir, dilansir dari Kompas.com, Senin (6/3/2023).
Selain itu, mudzakir mengatakan bug yang ditemukannya ini adalah salah satu yang cukup langka.
Artinya, bug tersebut jarang ditemukan bug hunter (pemburu celah keamanan) yang lain.
Bahkan, ia juga sempat berdebat dengan pihak Google karena penemuan bug terakhirnya itu.
“Butuh waktu hampir setengah bulan untuk menjelaskan, bahwa bug yang saya temukan sangat rentan dan berbahaya.
Jadi, waktu nemu bug itu pada tahun 2020 akhir, diterimanya cuma pas 2021. Dan katanya, bug saya menjadi yang terbaik saat itu,” ujar Mudzakir.
BACA JUGA : Google Tanggapi Rencana Pemerintah Haruskan Bayar Konten Berita
Mendapatkan Hadiah 5.000 dollar AS
Karena penemuan bug itu, Mudzakir mendapatkan hadiah sebesar 5.000 dollar AS atau sekitar Rp 76 juta dari Google.
Selain itu, Mudzakir juga mendapatkan kartu Google bug hunters yang diberikan khusus untuk seseorang dengan kemampuan hacking dan menemukan celah keamanan disistem Google.
Ia mengatakan, uang hasil bug Google ini akan ia gunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang informasi teknologi (IT).
Selain itu, ia juga ingin membeli laptop, sedangkan sisanya untuk ditabung dan diberikan ke orang tua.
Mudzakir mengatakan, orang tuanya pernah tidak mendukung keinginannya untuk menjadi seorang hacker atau bug hunter.
Tapi, karena berdampak positif, akhirnya kedua orang tuanya mengizinkan.
“Karena kata hacker saat itu masih tabu dan jahat. Setelah saya jelaskan ke orangtua, tanggapannya baik,” kata Mudzakir.
Leave a Reply