Iptek Digital – Dunia pendidikan kini semakin bergantung pada dunia digital, apalagi setelah pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020 hingga sekarang. Oleh karena itu, guru juga semakin perlu beradaptasi dengan teknologi agar pembelajaran yang dilakukan juga adaptif.
Dikutip dari perusahaan edutech asal Silicon Valley, Moonshot Jr, PEW Research mengatakan New Normal tahun 2025 akan lebih berbasis teknologi. PEW Research melakukan survei terhadap 915 inovator, pengembang, peneliti, pemimpin perusahaan dan kebijakan, serta aktivis untuk mengumpulkan pendapat mereka tentang kehidupan pascapandemi.
Mereka menyimpulkan bahwa hubungan antara manusia dan teknologi akan semakin berkembang dan mahasiswa yang melek teknologi akan menjadi poin utama. Oleh karena itu, ada beberapa tren yang muncul dalam dunia pendidikan dan tren yang harus mulai diadaptasi oleh guru.
Mengajar menggunakan teknologi memang menimbulkan tantangan bagi guru, tetapi juga memungkinkan pendidik untuk lebih fleksibel dalam menawarkan jam mengajar mereka. Artinya, siswa dapat mendengarkan guru melalui video langsung atau melihat versi rekaman mereka. Kecenderungan ini juga pada akhirnya membuat guru belajar untuk menciptakan berbagai gaya mengajar yang berbeda.
Berdasarkan laporan dari Future of Jobs, seperti dikutip dari Moonshot JR, beberapa soft skill yang sangat penting dalam dunia kerja adalah berpikir kritis, pemecahan masalah, manajemen sumber daya manusia, dan kreativitas. Oleh karena itu, sekolah dan guru perlu mengembangkan sistem yang mendukung hal tersebut.
Dalam laman ini disebutkan, menurut sebuah studi dari Microsoft pada tahun 2000-2015, rentang perhatian manusia berkurang empat detik, dari 12 menjadi 8. Terutama, tercatat bahwa perhatian milenial tidak mudah didapat.
Generasi ini menyukai konten dengan dialog dan visual yang bagus serta jalan cerita yang memancing rasa penasaran. Selain itu, siswa yang lahir pada generasi muda lebih fokus pada aspek naratif dan visual dari konten.
Sekarang, guru lebih terlihat seperti fasilitator, karena dengan informasi yang mudah didapat, siswa merasa ada kemandirian dalam belajar. Selain itu, guru juga perlu belajar menciptakan lingkungan yang mendukung kerja sama tim dan dialog yang akrab.
Kelas online yang menawarkan gelar hari ini tidak hanya menerapkan pengajaran berbasis video yang kaku, tetapi juga mencakup dialog dan interaksi antar siswa yang efektif. Yang dibutuhkan sekarang bukan hanya inovasi, kurikulum sekolah juga perlu beradaptasi dengan tren yang berkembang.
Salah satu institusi pendidikan yang telah menerapkan AI adalah University of New South Wales. Di sana, robot bernama Question Bot yang dirancang oleh David Kellerman diprogram untuk memberikan jawaban atas pertanyaan siswa. Robot ini juga dapat mengirimkan video pembelajaran.
Salah satu jurnalis dari University of Maryland menjelaskan, VR/AR mampu melakukan sesuatu yang luar biasa dengan rentang perhatian mahasiswa. Teknologi ini mampu membantu siswa menghilangkan gangguan dan fokus pada pekerjaan mereka.
Melibatkan permainan dapat menarik perhatian penuh siswa dan membuat mereka senang dengan pembelajarannya. Oleh karena itu, semakin banyak guru yang menerapkan permainan dalam pembelajaran.
Analisis pembelajaran akan mendorong pendidik untuk menemukan metode terbaik dalam menyampaikan pelajaran mereka. Guru bisa mendapatkan ide melalui hasil survei yang diterapkan pada siswa.
Metode ini juga menekankan bahwa pendapat siswa sangat penting, sehingga dapat lebih memperkuat keduanya.
Chatbots berguna bagi siswa yang membutuhkan saran tentang penulisan akademis mereka. Jadi, teknologi semacam ini dapat diterapkan untuk membantu siswa menulis esai mendalam dan sejenisnya.
Bentuk pembelajaran ini menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Video cenderung membuat siswa lebih terlibat dan pembelajaran berjalan lebih interaktif dan mengalir.
Apa yang disebut Distributed Ledger Technology (DLT) dalam blockchain memberikan banyak manfaat bagi dunia pendidikan, terutama dalam hal penyimpanan data. Saat data baru ditambahkan, ‘blok’ baru terbentuk. Dengan demikian, kapasitas penyimpanan tidak terbatas. Di ePortfolio dan Massive Open Online Courses (MOOCs) misalnya, sama-sama menggunakan blockchain yang mendukung ilmu di dalamnya.
Gratis Konsultasi
Hubungi kami
Teknologi Canggih di GIK UGM - Inovasi teknologi kini hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui…
Digital Fatigue: Dampak Penggunaan Teknologi - Di era digital yang serba cepat ini, teknologi telah…
Metaverse VR Karya Mahasiswa UMM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menghadirkan inovasi teknologi…
VR Stanford Kurangi Ketakutan Anak Disuntik Saat Imunisasi - Bagi banyak anak, momen disuntik bisa…
Virtual Reality Dikembangkan oleh Pupuk Kaltim untuk Tingkatkan Kompetensi Operator - PT Pupuk Kalimantan Timur…
Samsung Siapkan Mixed-Reality di 2025 - Perusahaan Korea Samsung akan kembali memasuki dunia mixed reality…