Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran
Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran – Berkembangnya teknologi kecerdasan buatan ini semakin terlihat pada tahun 1950-an.

John McCarthy dikenali sebagai pencetus konsep kecerdasan buatan (AI) pertama kali yang diperkenalkan pada Konferensi Dartmouth tahun 1956.

Pada konsep AI, mesin diciptakan agar bisa bertindak seperti manusia.

Dengan menggunakan prinsip bahwa tiap aspek kecerdasan bisa dipelajari dan diciptakan pada sebuah sistem.

Berkembangnya teknologi ini kini telah memasuki hampir di semua kehidupan manusia.

Apalagi dengan berkembanganya teknologi Internet of Things (IOT), dimana semuanya bisa terhubung melalui internet.

Jika terhubung melalui internet, maka semua yang ingin diketahui dari sebuah objek bisa diatur sesuai dengan apa yang diinginkan.

Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran
1. Aplikasi Kesehatan

Ada banyak aplikasi kesehatan yang tersedia dalam ponsel yang menerapkan teknologi AI.

Ada yang mempelajari data ketika anda melakukan kegiatan, memberikan pertanyaan cerdas, untuk membantu anda agar merasa lebih baik.

Dengan dukungan dari smartwatch yang fungsinya sebagai sensor dan bisa merekam pola hidup serta keadaan organ vital pasien.

Aplikasi yang tersedia di ponsel bisa memperkirakan penyakit berdasarkan gejala awal dan kelainan yang telah terdeteksi.

Salah satu conoth dari aplikasi kesehatan yaitu iCare Health Monitor.

Aplikasi ini menggunakan kamera dan blitz dari ponsel sebagai sensor untuk mengetahui informasi dari organ vital,

Diantaranya seperti tekanan darah, detak jantung, kapasitas paru-paru, detak pernapasan hingga tingkat oksigen pada darah.

Hal ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan dan keadaan dari pasien.

BACA JUGA : Apa itu Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)
2. Robot Bedah

Merupakan teknologi yang sangat menarik dan revolusioner karena bisa mengubah cara operasi dengan menggunakan robot yang belajar dari kesalahan mereka.  

Robot bedah tersebut mempunyai presisi tinggi yang tidak terpengaruh oleh faktor kelelahan dan emosi yang mungkin akan terjadi pada manusia.  

Biorobotics ini juga di gunakan untuk membantu proses operasi yang membantu ahli bedah bekerja dengan tepat dan kurang invasif.

Contohnya, robot endoskopik pda ujung probe bisa mengeluarkan polip saat kolonoskopi.

Alat mekanis memudahkan ahli bedah memanipulasi robot dalam tempat yang cukup sempit.

Bahkan, dengan teknologi robot ini yang di kombinasikan dengan teknologi  Internet of Things.

Proses operasi bisa dilakukan dari tempat yang jauh, terutama untuk membantu ketersediaan tenaga ahli, seperti di daerah terpencil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *